Fenomena Mudik



Apa itu mudik?
menurut KBBI online: 
1 (berlayar, pergi) ke udik (hulu sungai, pedalaman)
2 pulang ke kampung halaman
pe·mu·dik n orang yg pulang ke kampung halaman (udik)
menurut saya: 
pulang ke kampung halaman tempat kita atau orang tua (dan generasi diatas kita) dilahirkan atau menetap. Kampung disini tidak selalu kampung yang masih dusun dan terpencil. Namun bisa berarti kota besar atau bahkan negara lain yang pernah berarti dalam hidup kita. Contohnya seperti kata-kata Barrack Obama "Pulang Kampung Nih" saat mengunjungi Indonesia pada November 2010 silam. namun kira-kira apakah yang paling berkesan bagi Obama selama ia di Indonesia? sate-kah? atau nasi goreng? ataukah alm. Lolo ayah tirinya? entahlah. bodoamat. Fenomena mudik biasanya terjadi menjelang dan pasca lebaran. Karena momen lebaran dianggap sebagai momen yang paling tepat untuk berkumpul bersama keluarga besar.         

Mudik sebagai sebuah Fenomena 
Di Indonesia mudik bukan sekedar peristiwa aja, tapi udah menjadi suatu fenomena, karena mudik bersifat massive dan luar biasa. Massive dan luar biasa? yap. karena jumlah pemudik tiap tahunnya bisa mencapai belasan juta orang. Pada 2010 jumlah pemudik mencapai 14,8 juta orang dan pada tahun ini (2011) naik 4,14% menjadi 15,4 juta orang. Bahkan mungkin tahun besok bisa naik beberapa ratus persen menjadi ratusan juta orang tiap tahunnya, mengalahkan jumlah orang naik haji *taksiran ngasal. Nah. sekarang bayangkan apakah di belahan dunia lainnya ada peristiwa mobilisasi massa yang sebesar mudik?  Tentu tidak. Mudik memang luar biasa. 

Keluarbiasaaan mudik lainnya terlihat dari jumlah kecelakaan lalu lintas yang menyertainya. Sepanjang musim mudik tahun ini (2011) terdapat sekitar 2.200 kasus kecelakaan lalu lintas dengan jumlah korban tewas sebanyak 345 orang, luka berat sebanyak 564 orang dan luka ringan sebanyak 1.385 orang. Belum lagi kemacetan parah yang merajalela di berbagai daerah contohnya teman saya memerlukan waktu 30 jam untuk balik ke Jakarta dari kampung halamannya di Jogjakarta (padahal waktu normalnya hanya sekitar 7 jam-an). Keluarga saya pun pernah mengantri selama 8 jam hanya untuk masuk ke kapal feri yang akan menyebrangkan kami dari Pelabuhan Merak (Banten) ke Pelabuhan Bakahueni (Lampung). Kemudian di mudik tahun ini, kami pernah terjebak macet total selama 2 jam masing-masing di berbagai titik di Sumatera Barat seperti ke bukit Tinggi, KM 7, dll. Baru kali ini saya merasakan macet di Sumbar, padahal biasanya tidak pernah seperti itu. Rasanya cukup pegal #ehjadicurcol. Mudik memang luar biasa?? 

Kenapa tetap bermudik?
Menyadari segala ketidak nyamanan serta ketidak amanan yang akan di temui selama bermudik, harusnya membuat orang-orang berpikir beberapa kali sebelum memutuskan untuk mudik. bukankah lebih enak lebaran di rumah? bisa Ibadah dengan tenang dan nyaman. bisa berleha-leha sambil menyantap hidangan lebaran di atas kursi makan tercinta. Tidak perlu mendekam berjam-jam bahkan berhari-hari di mobil (contohnya saya membutuhkan waktu sekitar 30 jam-an untuk sampai ke kampung halaman huhu :( #ehcurcolagi) tidak perlu setres-setresan dijalan karena macet total atau melalui jalan yang jelek atau tidak terima waktu di salip orang atau tidak perlu numpang ke toilet2 pom bensin atau rumah makan yang jorok atau yang lebih naasnya lagi mengalami kecelakaan (naudzubillah). ya, kenapa jumlah pemudik selalu bertambah? kenapa tetap bermudik?

Jawabannya simpel tapi mungkin akan sulit dipahami sama orang-orang yang tidak pernah mudik. 

  • Dengan bermudik kita akan lebih mengenal jati diri kita. kita bisa tau asal-usul, keturunan, silsilah, bobot-bibit-bebet yang membentuk kita jadi kita yang sekarang ini. Misalnya kita bisa tau kekhasan-ke khasan genetik tertentu yang kita miliki berasal dari mana. Kita bisa tau nenek moyang kita siapa, dsb. 
  • Kita bisa mengenal keluarga besar kita yang implementasinya adalah kita bisa belajar mencintai (serta dicintai) dan memperhatikan (serta diperhatikan oleh) lebih banyak orang. Sebelum mudik kita paling hanya mengenal keluarga inti dan beberapa om, tante, serta sepupu kita. Namun setelah mudik kita akan mengenal lebih banyak orang lagi yang juga punya hubungan darah dengan kita. Walaupun kita lupa dan tidak mengenal mereka tapi mayoritas keluarga di kampung pasti mengenal kita. Misalnya jika saya pulang kampung, kemanapun saya pergi pasti ada yang menyapa saya. dan banyak dari mereka yang bukan cuma sekedar menyapa untuk basa-basi saja, tapi untuk benar-benar mengetahui perkembangan saya, mendoakan, memberikan banyak nasehat, menceritakan kehidupan mereka, menceritakan cerita-cerita masa lalu yang inspiratif, memberikan lelucon dan pantun-pantun, memberikan THR #ngarep, beberapa dari mereka yang pernah bertemu saya waktu masih kecil malahan bercerita tentang seperti apa saya waktu masih kecil dan semua sikap mereka seolah-olah mengatakan bahwa "kami juga keluargamu, kami selalu mengingatmu walaupun kamu tidak mengenal kami". Dan yang paling membuat saya terharu adalah mereka terlihat bahagia hanya dengan kehadiran kita kemudian obrolan ini akan ditutup dengan ucapan "sering-seringlah pulang biar kita bisa berkumpul bersama lagi" atau kalau saya sedang mengobrol dengan nenek2 atau kakek2 beliau akan menutup obrolan kami dengan kata-kata "doakan agar nenek masih bisa menunggu kepulangan andhini tahun depan". sungguh terharu :')
  • Kita bisa memiliki kearifan lokal. apa itu? yah semacam kebijaksanaan yang berakar dari pengetahuan mengenai adat istiadat dan orang-orang yang punya kearifan lokal biasanya punya budi pekerti yang baik.
  • Mudik bisa mempererat tali silaturrahim
  • Akan ada banyak momen indah yang bisa dialami saat bermudik seperti membimbing nenek sholat Idhul Fitri, berkumpul dan bertawaria bersama keluarga besar, bernangis-nangis ria saat nyekar di kuburan keluarga yang telah mendahului kita, bermain-main disungai atau sawah yang ada di kampung, tidur berjamaah diatas karpet, makan dan masak bersama, jalan-jalan bersama, dsb.
  • Mudik bisa jadi refreshing yang ampuh untuk menghilangkan segala kejenuhan yang disebabkan oleh berbagai kesibukan dan rutinitas yang dijalani sehari-hari. 
  • Mudik bisa membantu pemerintah Jakarta dalam menanggulangi kemacetan *?* tapi menyusahkan pemerintah di daerah lain :p 

GO MUDIK!
Nah. dari penjelasan diatas nampaknya kita bisa bersepakat nih bahwa mudik adalah hal yang layak untuk dilakukan. yah, walaupun mengorbankan banyak waktu, tenaga dan dana tapi niscaya semua pengorbanan itu  
akan terbayar lunas dengan kepuasan batin dan kekayaan hikmah yang bisa kita petik setelah momen mudik. Makanya buat para pembaca yang suka males mudik. bermudiklah! mumpung masih punya kampung. hehe. dan buat yang gak punya kampung, kasian deh! haha. makanya mulai dari sekarang cari jodoh yang punya kampung *saran galau. go mudik! :D 


      

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar

Back
to top