yang tua yang berjaya
*ngebungkukin badan ala orang jepang* apa kabar blog?
udah lama banget gak di kunjungin
waw! udah banyak sarang laba2, bahkan ada sarang penyamun segala
nah sebelum di update, mari kita bersihin dulu
*ngelap2 nyapu2 kucek2 jemur2* lalala yeyeye lalala yeyeye~ nah cakep.
^
^
<<<<<<<<<<<<<< introduction with too much I.M.A.G.I.N.A.T.I.O.N
postingan kali ini akan bercerita tentang yang tua yang berjaya
lebih tepatnya tentang 4 sosok yang pasti dimiliki oleh tiap-tiap kita
mereka adalah jreng.. jreng.. dua pasang nenek dan kakek kita ;)
terlepas dari kita masih memiliki mereka atau enggak.
namun smoga kita semua selalu sadar bahwa mereka adalah orang2 yang punya peran signifikan dalam hidup kita. yah minimal ngasih kita warisan secara genetik lah. maksimalnya, ngasih banyak banget hal ;)
bagaimana cara menguji warisan genetika tersebut? entahlah. bodoamat
***
Sampai pada detik ini, Alhamdulillah saya masih memiliki satu nenek dari pihak mama dan satu kakek dari pihak papa. Kehilangan yang pertama adalah waktu Nenek Halimah (dari pihak papa) pergi di tahun 2006.
Inget banget, waktu dapet berita itu saya lagi di sekolah mengikuti LPJ OSIS. tiba-tiba dapet telpon dari rumah yang ngabarin kalo nenek udah gak ada dan orang tua saya mau segera berangkat ke padang. Saat itu teringat omongan nenek waktu ketemu terakhir pas lebaran di kampung "lebaran bisuak andhini ndak dapek basua jo nenek lai" (bahasa kampung) yang artinya lebaran besok andhini gak bisa ketemu nenek lagi. ternyata omongan itu benar2 jadi kenyataan ... Sejak saat itu gak ada lagi deh Nenek Halimah yang selalu berepot2 ria waktu saya kunjungin. suatu ketika saya pernah bilang kalo saya suka banget sama kue bolu buatan nenek, mendengar itu nenek senyum. sejak itu jika ada orang kampung yg dateng ke jakarta nenek selalu nitipin kue bolu buat saya dengan secarik kertas bertuliskan "untuk andhini dan andhika". hal itu emang sederhana tapi dengan nenek yang tetep berusaha bikinin kue bolu padahal kedaannya makin "payah", hal itu menjadi luar biasa so sweet. Sekarang setelah nenek gak ada, tradisi pengiriman kue bolu ini dilanjutkan oleh etek mayal (etek artinya tante). "kata nenek andhini suka banget kue bolu ini kan?" kata tek mayal. saya cuma bisa ngangguk dan berkata dalem hati "iya tek suka. tapi gak banget. yang suka banget cuma yang buatan nenek".
ternyata kue bolu yang sama resep serta bentuknya bisa "terasa berbeda" waktu dibuat oleh orang yang berbeda
Kehilangan kedua adalah waktu kehilangan datuk (kakek dari mama) tahun 2010 kemaren. waktu itu saya lagi tidur dan terbangun karena mendengar papa ngucap "innalillahi..." dari kamar sebelah. saya langsung loncat dari kasur masuk ke kamar papa dan disana udah ada papa dan abang "siapa yang meninggal pa?" "datuk dek. padahal gak sakit, lagi tidur dan yah ... ayo siap2 kita ke bandara mama udah menuju kesana dari kantor" kata papa. dan yah saya histeris dan ngedown sejadi2nya. Ya Allah, karena datuk lama tinggal dirumah maka diantara kedua pasang kakek nenek, saya paling deket banget sama datuk jadi waktu itu rasanya seperti ...
Datuk saya adalah orang yang sangat demokratis, toleran, gaul, romantis, punya jiwa seni yang tinggi dan terkadang manja hehe. Dikeluarga besar tiap ada masalah datuk selalu bisa diandalkan, karna beliau bisa menghargai setiap pendapat dan mengakomodirnya sehingga tercipta keharmonisan. datuk yang selalu penasaran sama jajanan yg saya bawa pulang sehingga percakapan ini semacam ini sering kali terjadi ---> "andhini bawa apa?" kata datuk sambil naik ayunan di taman. "kwetiaw, datuk mau?" datuk ngangguk2 sambil senyum "boleh lah sikit". dalam kesempatan lainnya "andhini makan apa?" tanya datuk "hoka-hoka bento. masakan jepang. datuk mau?" "mau. datuk suka makanan jepang. datuk bahkan bisa bahasa jepang." kata datuk sambil nyerocos bahasa jepang yang beliau pelajari waktu jaman penjajahan dulu. "datuk juga bisa nyanyi kimigayo" tambah datuk. kali lainnya, kami sekeluarga membawa datuk dan nenek makan di pizza hut. "tuk kita makan masakan italia ya?" "iya. gimana cara makannya?" kata datuk sambil mandangin garpu, pisau dan pizza dengan antusias. "awak jadi urang belando kini" kata datuk sambil ketawa (artinya "kita sekarang jadi orang belanda"). kali lainnya datuk pernah cerita bahwa dulu beliau dan nenek pernah jualan kue-kue basah, karena gajinya sebagai pegawai kejaksaan tidak memadai untuk membiayai seluruh biaya hidup sekeluarga. "datuk pandai bikin bakpao" kata datuk. karena iseng aku bilang "yang bener tuk? ayo kita bikin bakpao sekarang" "jadi lah, beli dulu bahannya" dan kami pun membuat bakpao bersama-sama. rasanya enak banget. itulah bentuk kegaulan datuk, sangat fleksibel mengikutin zaman ;D
Datuk juga orang yang sangat romantis. datuk gak pernah mau kalo diwakilkan dalam mengambil pensiun. padahal kondisinya datuk susah udah jalan, pincang2 pake tongkat sambil dianter pak sueb. alasannya adalah sepulang ngambil pensiun datuk selalu minta dianter ke pasar ciputat buat ngebeliin nenek baju baru. imagine that datuk yang jalan dengan pincang2 pake tongkat dan dibimbing pak sueb masuk ke pasar ciputat yang becek, sesak dan padet cuma buat beliin nenek baju baru?! Subhanallah banget bukan? yah walaupun pulang2, datuk dan pak sueb selalu kena marah sama kami. "kenapa datuk ke pasar segala? kalo jatoh gimana? kenapa gak minta beliin sama kita aja? pak sueb juga kenapa dianterin datuk ke pasar?!" pas dimarahin kayak gini datuk akan pura2 gak denger sedangkan pak sueb akan ngebela diri "gua dipaksa sama datuk noh". yah, datuk selalu aja bandel dan terlihat selalu menikmati momen2 ngambil pensiun dan berburu baju ke pasar ciputat. nenek yang meskipun ikutan marah2 karena kenekatan datuk, tetep menerima baju yang datuk beliin dengan ekspresi bahagia. dan ekspresi seperti ini selalu saya lihat tiap bulannya dan tiap ngeliat momen unyu ini, saya selalu nahan diri setengah mati buat gak nyeletuk "inilah yang dinamakan dengan keabadian cinta, dunia serasa milik nenek dan datuk" aih merinding gak tuh? ;p
sifat lainnya yang sangat menonjol dari datuk adalah mandiri sekaligus manja. datuk selalu berusaha melakukan semua hal yang beliau bisa tanpa mau menyusahkan orang lain. contohnya kecilnya kayak kasus ngambil pensiun, contoh besarnya adalah waktu datuk, nenek dan umar memutuskan untuk pindah ke kampung (tadinya tinggal dirumah saya) sebelum pulang kampung, diam2 datuk membeli kain kaffan di pasar deket rumah saya untuk dibawa ke kampung. kami semua shock banget pas mengetahui hal itu. ternyata datuk udah merencanakan sejauh itu. datuk cuma ngaku ke nenek "buat persiapan kita bu, dikampung pasti susah nyari kain ini, kasian nanti mereka nyarinya". Bahkan saat kematiannya pun beliau gak mau "menyusahkan" bahkan untuk urusan sefatal itu ;'(.
dibalik kemandiriannya itu, datuk juga sangat manja. suatu ketika saya lagi jalan ke arah taman. datuk yang suka nongkrong di ayunan memanggil saya "tolong gosok2 kepala datuk". tapi bang dhika dan umarlah yang lebih sering menggosok kepala datuk. waktu saya masih kecil malah diupahin mencari uban "carikan uban datuk, nanti satu lembar datuk kasih uang jajan 1000". sebenernya ini cuma sepersekian momen dan kenangan yg saya miliki tentang datuk. gak akan muat kalo harus diceritain semua disini.
pokonya mau nyari suami yang kayak datuk ;)
Nah itu tadi tentang mereka yang telah pergi. sekarang yang saya miliki adalah nenek (dari mama) dan nek antan (kakek dari pihak papa). keadaan mereka alhamdulillah sehat. nenek kemaren baru pulang umroh, makanya saat ini tinggal dirumah. kehadiran nenek dirumah lah yang memberikan inspirasi kepada saya untuk menulis postingan ini. Rumah yang tadinya berasa agak kosong pasca pindahnya datuk, nenek dan umar, sekarang berasa hangat lagi. nenek saya adalah orang paling konsisten dan berprinsip yang pernah saya kenal terutama yang berkaitan masalah agama. beliau sangat NU hehe, sehingga saat sholat id kami sering beda waktu, juga masalah jumlah rakaat sholat tarawih. nenek seringkali membuat saya malu karena kegetolan ibadahnya. nenek lebih rajin puasa sunah, sholat sunah, ngaji dan bersilaturahim dibanding saya. semoga kita bisa mencontoh nenek. ah ya masakan nenek juga enak banget. nenek juga sangat perhatian dan senantiasa update akan perkembangan cucu-cucunya.
sedangkan nenek antan saat ini ada di kampung, umurnya kemungkinan telah menginjak 90 tahun. Rutinistasnya masih sama, menghabiskan waktu untuk menonton berita terkadang masing sanggup main domino di lapak (warung). tiap kali saya pulang kampung, saya selalu menyempatkan nonton berita dan berdiskusi bersama beliau. dan yang selalu membuat saya heran adalah nek antan selalu punya analisa politik yang tajam dan prediksi akurat dalam membaca situasi. sebagai mahasiswa saya mengaku bahwa saya masih jauh kemampuan analisa dan prediksi politik saya masih jauh tertinggal dibanding analisa nek antan. beliau bahkan masih bisa menghafal nama2 pemimpin negara dan menteri2 lebih banyak dari saya. super sekali bukan?
ini ceritaku, apa ceritamu para silent readers?
bagaimana keadaan nenek dan kakek kalian?
sudahkah kita menyayangi serta memperhatikan mereka sebagaimana mereka selalu menyayangi dan memperhatikan kita dan orang tua kita?
saya menarik kesimpulan bahwa
kedekatan dengan kakek nenek adalah sangat penting
karena kehadiran mereka mengajarkan banyak hal kepada kita
kesimpulan selanjutnya adalah saya menyadari bahwa
pentingnya memiliki keturunan adalah untuk melanjutkan cita-cita kita
agar setelah kita meninggal. cita-cita kita tak pernah ikut mati.
agar setelah kita meninggal. masih ada doa dari keturunan kita yg soleh untuk menyelamatkan kita
oleh karena itu, ayo kita sadari bahwa kita adalah penerus cita-cita kakek-nenek serta ayah-ibu kita
maka kita harus memperhatikan, memahami, menyayangi dan menjaga mereka untuk meneruskan cita-cita mereka
dan ketika mereka tidak ada lagi, maka kewajiban kita lah untuk menyelamatkan mereka dengan cara selalu mendoakan mereka.
Allah bersama para cucu yang memuliakan kakek neneknya ;)
yang tua yang berjaya!
0 komentar:
Posting Komentar